KAREBAKALTIM.com – Pengecoran jalan di kawasan Stadion Sepak Bola Tanjung Laut (Belakang Gedung Aini Rasyifa), Bontang Selatan, Kalimantan Timur, justru dikeluhkan warga. Bukannya menjadi solusi akses keluar masuk, paket proyek dari provinsi itu justru menambah polemik baru.
Warga sekitar bicara, sejak proyek itu berjalan tahun 2019 lalu hingga kini sudah rampung, mereka sudah dua kali kebanjiran. Pertama saat proses pengerjaan, kedua kalinya terjadi baru-baru ini.
“Selama ada semenisasi kami justru menderita,” kata salah satu warga RT 24 Tanjung Laut Indah , Erwin Razak kepada Rombongan Legislatif dan Eksekutif yang meninjau langsung kawasan itu. Senin (27/9/2021).
Saat banjir masuk, mereka harus mulai memindahkan barang-barang ke tempat lebih tinggi. Apalagi saat banjir masuk secara tiba-tiba pada malam hari. Razak mengatakan, sebelum pengecoran, mereka belum pernah mengalami hal itu. Bahkan setelah tinggal di kawasan perbatasan Tanjung Laut Indah dan Berbas Tengah itu dengan waktu yang cukup lama. Sekitar 7 Tahun.
Saluran air yang juga menjadi perbatasan kelurahan Tanjung Laut Indah dan Berbas Tengah, kiri kanannya diberikan turap dengan hanya menggunakan pipa berdiameter sekitar 10-20 cm di sela-sela dinding turap. Sehingga air yang masuk ke bawah kolong warga, saat air pasang atau hujan lebat, akan sulit untuk mengalir ke pembuangan air utama.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Sanitasi, Air Minum dan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Kota Bontang Karel meminta agar ada usulan anggaran baru di perubahan nanti terkait hal ini.
Peruntukkannya, untuk mengangkat sedimentasi dan sampah yang ada di wilayah saluran air. Selain itu ia juga menilai ada faktor alam yang terlibat. Yaitu adanya pendangkalan di hilir sungai dijalur pembuangan air menuju Sungai.
“Kita bisa bikin semacam drainase kanal. Supaya sedimentasinya ditahan dan air bisa mengalir lancar,” jelasnya. (*)
Reporter : Tomy Gutama