KAREBAKALTIM.com – Limbah medis meningkat drastis selama Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama kurun waktu setahun belakangan.
Berdasarkan data yang ada di RSUD Taman Husada Bontang limbah medis rata-rata hanya mencapai 40 kilogram saja per harinya. Namun sejak Maret 2020 lalu, meningkat hingga 50 kilogram lebih.
“Sebelum Covid rata-rata hanya 40 kilogram saja per hari, semenjak pandemi pada maret lalu selalu diatas 50 kilo,” ujarnya Kepala Instalasi RSUD Taman Husada Bontang Sri Erna Nilawati saat ditemui diruangannya, Rabu (24/2/2021).
Lanjutnya, Erna mengatakan limbah medis tersebut meningkat drastis pada bulan Oktober dengan rata-rata mencapai 78 kilogram perharinya, bahkan mencapai 88 kilogram pada Desember tahun lalu.
“Trennya naik mulai bulan Oktober, bahkan di bulan Desember rata-rata 88 kilo per hari,” ujar
Adapun limbah medis tersebut selanjutnya dikelola sesuai dengan Standard Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku. Limbah kemudian dibedakan menjadi 2 jenis, yakni Infeksius dan Non Infeksius. Untuk limbah infeksius seperti sisa darah usai operasi, sisa jaringan, sarung tangan medis, masker, suntikan dan sebagainya akan dibakar di alat bernama insenerator dengan suhu diatas 1.200 celcius. Lalu, abu dari sisa pembakaran tersebut juga tidak boleh dibuang sembarangan karena masih berbahaya bagi masyarakat dan lingkungan. Sementara limbah non infeksius, pihaknya bekerja sama dengan TPA Bontang.
“Karena akan berbahaya bagi masyarakat dan lingkungan jika dikelola secara sembarangan. Itu juga sudah tanggung jawab kami untuk menglola itu,” ujarnya.
Untuk memastikan limbah medis tidak tercampur dengan limbah domestik, pihak RSUD sejak awal sudah memisahkan tempat pembuangan dari 2 jenis
limbah tersebut.
“Kita juga sering lakukan sidak untuk memeriksa di tiap-tiap ruangan, apakah ada limbah yang tercampur atau tidak,” pungkasnya. (*)
Reporter : Tomy Gutama
Editor : Siti Nurkhasanah
