KAREBAKALTIM.com – Virus Rabies hingga saat ini masih menghantui masyarakat. Belum ada obatnya, membuat penyakit tersebut dapat dikategorikan mematikan jika tidak segera mendapat penanganan serius.
Meski mematikan penyakit rabies terkadang masih sering disepelekan. Di Kota Bontang tiap tahunnya selalu ada kasus gigitan dari hewan pembawa rabies (HPR), seperti kucing, anjing, dan kera.
Pada 2019 sebanyak kasus 83 gigitan, tahun 2020 sebanyak 69 kasus, sementara sampai dengan Mei 2021 terdapat sebanyak 20 kasus gigitan. Beruntung hingga saat ini belum pernah ada tercatat kasus penularan rabies ke manusia.
“Jika sudah menular dan terdapat gejala pada manusia dapat lebih mematikan ketimbang pada hewan,” ujar Lisda Bidang Penanganan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Bontang, Selasa (15/6/2021).
Ketidaktahuan masyarakat terkait penanganan kasus rabies dapat memperburuk keadaan korban, bahkan berujung kematian. Untuk itu, peran masyarakat juga penting guna meminimalisir kasus kematian.
“Alhamdulillah belum pernah ada kasus penularan rabies ke manusia, 1 kejadian saja maka kita masuk dalam keadaan luar biasa,” ujarnya.
Lanjutnya, ia mengatakan penyakit rabies hingga saat ini belum ditemukan obatnya. Namun yang bisa dilakukan yakni tindakan pencegahan.
Untuk penanganan awal terdapat 3 cara, yakni pertama melakukan vaksin kepada hewan pembawa rabies, mencuci luka gigitan dengan air mengalir, dan segera melapor ke puskesmas terdekat.
“Masyarakat jangan takut untuk melapor ke puskesmas, karena banyak yang takut tidak ada biaya ketika pergi periksa,” ungkapnya.
Pun setelah mendapat gigitan atau dicurigai gigitan segera cari perawatan medis. Sebab tidak ada pengobatan khusus untuk rabies. Setelah gejala muncul, hal ini hampir selalu fatal. Vaksin dapat mencegah infeksi.
“Terlambat sedikit saja maka berakibat fatal,” pungkasnya. (*)
Reporter : Tomy Gutama
