KAREBAKALTIM.com – Indonesia merupakan salah satu negara terkaya dalam sumber daya air karena menyimpan 6 persen potensi air dunia. Namun ada beberapa daerah dari 34 Provinsi negara berlambang Merah Putih ini terancam mengalami krisis air, salah satunya Kota Bontang.
Bukan tanpa sebab, hal itu didasari oleh penelitian yang dilakukan Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2006. Lembaga tersebut menyampaikan, Kota Bontang akan mengalami krisis air dalam 20 tahun mendatang, lantaran masih mengandalkan air bawah tanah.
Menindaklanjuti hal tersebut, Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bontang, menggelar kunjungan kerja (Kunker) ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim beberapa hari yang lalu.
Kunjungan itu dilakukan terkait persoalan penggunaan bendungan yang terletak di Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Wakil Ketua Komisi III DPRD Bontang, Abdul Malik menjelaskan, kegiatan itu dilakukan sebagai bentuk antisipasi jikalau Bontang mengalami krisis air bersih. Sehingga, pihaknya meminta kepastian bendungan itu.
“Kami menindaklanjuti pemanfaatan bendungan di Marangkayu, terkait kesiapannya dan juga anggarannya,” katanya.
Dari kunjungan yang telah dilakukan oleh pihaknya, Pemrov Kaltim menyampaikan bendungan yang berada di kawasan Marangkayu tersebut belum bisa digunakan secepatnya, lantaran belum digenangi air.
“Sekitar 4 tahun baru bisa digenangi air. Padahal kami masih ada pekerjaan lain yang harus diselesaikan terkait pendistribusian air ke Bontang,” jelasnya.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu berharap agar dapat segera ditindak secepatnya oleh Pemprov. Pasalnya Bontang harus segera mendapatkan titik terang dari masalah krisis air ini.
“Berharap secepatnya dapat diselesaikan, mengingat kebutuhan masyarakat terhadap air semakin meningkat,” katanya. (*)
Reporter : Mirah Hayati
Editor : Siti Nurkhasanah
