KAREBAKALTIM.com – Setelah video aksi mahasiswa Universitas Trunajaya (Unijaya) Bontang yang berujung pengusiran oleh oknum dosen viral, pucuk pimpinan kampus akhirnya berikan penjelasan.
Rektor Universitas Trunajaya Bilher Hutahaen mengatakan sangat menyayangkan kejadian tersebut. Yang bahkan berujung pada masuknya laporan ke pihak kepolisian.
Padahal menurutnya persoalan ini bisa didiskusikan dengan pihak kampus secara internal. Sebab, akibat peristiwa tersebut bisa berdampak pada aktivitas akademik mahasiswa.
Bilher menjelaskan saat demonstrasi berlangsung, ia dan rekan dosen lainnya sedang berada dalam ruangan. Mendengar ada ribut-ribut diluar, pihak dosen pun bingung karena tidak mengetahui bahwasanya akan ada mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi.
Dari situlah awal mula keributan terjadi, lantaran adanya kekesalan dari pihak dosen karena demonstrasi ia sebut tidak bersurat kepada pihak kampus.
“Kok ada demo, tidak ada pemberitahuan atau komunikasi tiba-tiba bentangkan spanduk dengan tulisan tutup kampus,” ucap Bilher, Rabu (29/9/2021).
Selain itu, dirinya juga menampik jika pembubaran aksi mahasiswa dilakukan menggunakan kekerasan. Bahkan dikatakan sampai ada yang terkena pukulan gagang sapu dari oknum dosen tersebut. Menurutnya, sang ‘Ibu’ hanya berniat mengusir para mahasiswa, dengan merobek karton yang dibentangkan menggunakan gagang sapu yang ia pegang.
“Kalau yang saya liat hanya spanduk saja yang dipukul,” tuturnya.
Adapun perihal tuntutan mahasiswa, ia mengklaim sudah menjawabnya dalam surat nomor 238/UNIJAYA-Btg/IX/2021 per tanggal 20 September lalu. Ia pun menyayangkan mahasiswa kembali meminta dirinya untuk menandatangani surat perjanjian.
“Jelas saya menolak dan mengajak untuk diskusi bersama terlebih dahulu,” ujarnya.
“Kita upayakan cepat terselesaikan, kasih waktu kami. Semua tuntutan akan di tampung oleh pihak Rektorat,” pungkasnya. (*)
Reporter : Tomy Gutama
