KAREBAKALTIM.com – SDIT Cahaya Fikri, Bontang Selatan mulai terapkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas hari ini, Selasa (14/9/2021).
Berdasarkan pantauan di lokasi, para pelajar mengenakan pakaian seragam sekolah islam orens kotak-kotak kecil.
Satu persatu diperiksa suhu tubuh dengan thermogun oleh guru sekolah SDIT Cahaya Fikri.
Setelah dipastikan suhu tubuh pelajar di bawah 36 derajat celsius, mereka diperkenanakan masuk ke ruangan.
Di dalam ruangan tempat duduk diberikan jarak. Pun siswa yang mengisi kurang dari 10 orang.
Kepala Sekolah SDIT Cahaya Fikri, Nina Risdiana mengatakan, pihaknya membagi empat hari pertemuan. Hari Senin-Selasa kelas satu, dua, dan tiga yang masuk. Kemudian Rabu-Kamis, kelas empat, lima, dan enam.
“Per kelas maksimal diisi 15 orang,” ungkapnya saat dijumpai di ruangannya, Senin (13/9/2021).
Sementara, untuk hari Jumat guru membuat video pembelajaran untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Jadi yang tidak daring pelajaran yang sulit dan butuh penjelasan ekstra, seperti Matematika,” ujarnya.
Nina menyampaikan, sekolah juga telah mempersiapkan antisipasi terjadinya klaster Covid-19 di sekolah. Seperti sosialisasi kepada orang tua murid.
Sekolah telah memberikan form kepada orang tua untuk diisi, dan itu diisi setiap hari sebelum berangkat ke sekolah.
“Jadi ada formnya berisi pertanyaan, apakah ada kontak erat atau gejala batuk, demam, sesak nafas,” ungkapnya.
Apabila mengisi form ada gejala yang merujuk Covid-19 disarankan mengikuti belajar secara daring.
Selain itu, orang tua telah disampaikan, bahwa sebelum masuk ke ruangan kelas, ada tahap skrining atau pemeriksaan siswa.
Satgas di depan memeriksa kelengkapan siswa, seperti masker, face chil, hand zanitizer, dan tisu. Apabila kelengkapan tidak di bawa maka siswa ditahan sembari orang tua melengkapi perlengkapannya.
“Kalau tidak bawa ditahan dulu, orang tuanya disuruh untuk melengkapi dulu,” terangnya. (*)
Reporter : Mirah Hayati
