KAREBAKALTIM.com – Pembangunan turap di RT 10 dan 11, Kelurahan Guntung, Kota Bontang terancam batal. Padahal, pembangunan turap ini bagian dari program penanganan banjir.
Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Haris mengatakan, sangat disayangkan jika rencana pembangunan turap di RT 10 dan 11, Kelurahan Guntung, terancam batal dikarenakan keterbatasan anggaran.
Sebab, kata dia sebelumnya, DPRD telah berkali-kali menanyakan kesiapan anggaran kepada pemerintah terkait pembangunan turap itu. Dan pemerintah menyanggupi.
“Sebelumnya pemerintah melalui Dinas Pekerja Umum (PU) telah mengiyakan rencana pembangunan turap tersebut, dengan menyiapkan anggaran senilai Rp 1,5 miliar,” kata Agus Haris saat ditemui di sekretariat DPRD Bontang, Selasa (20/9/2022) lalu.
Namun, setelah pembahasan teknis dilakukan, pemerintah merubah pernyataannya.
“Kami pikir anggarannya sudah disiapkan pemerintah senilai Rp 1,5 miliar itu. Karena dua kali kami tanya bagaimana anggarannya dia bilang siap tidak ada masalah. Nah, kenapa pas mau bahas bagaimana teknis relokasinya dalam waktu dekat ini, kok dibilang anggarannya tidak ada, jadi saya bingung juga. Saya tidak tau apakah pemerintah lupa atau apa saya juga bingung,” jelas Agus Haris.
Menurut AH, pembangunan turap itu diperlukan untuk mengatasi masalah banjir yang menjadi program prioritas Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang.
Pemerintah bersama DPRD Bontang pun telah melakukan peninjauan di lokasi langganan banjir yang ada di Kelurahan Guntung tersebut dan disepakati untuk dibangun turap.
“Kita (DPRD) bersama pemerintah sepakat penuntasan banjir akan dilakukan di setiap kelurahan seperti, Api-Api, Gunung Elai dan Kelurahan Guntung. Menjadi prioritas untuk diselesaikan,” ujar AH sapaan akrabnya
“Karena di gunung Elai dan Api-Api sudah pengerjaan secara berlanjut. Kemudian Januari itu kita lakukan peninjauan di Guntung yang juga menjadi langganan banjir. Maka di sarankan penyelesaian dengan memasang turap. Kita (DPRD) turun bersama PU, camat dan lurah. Kemudian disepakati dibangun turap dan diupayakan untuk di anggarkan di perubahan,” tambahnya.
Agus Haris pun mengaku kecewa terhadap pemerintah yang dianggap tidak memprioritaskan penyelesaian banjir ini, khususnya di Kelurahan Guntung.
Sebab, kata dia masyarakat tersiksa setiap banjir. Dia bilang, daerah itu hampir setiap Minggu dilanda banjir.
“Saya cukup kecewa juga dengar ini padahal masyarakat sudah sangat menderita dengan persoalan banjir. Hampir setiap Minggu masyarakat selalu dilanda banjir,” katanya. (*)