KAREBAKALTIM.com – Dengan dibukanya kembali Pelabuhan Lok Tuan, Kelurahan Lok Tuan, Kecamatan Bontang Utara, di masa pandemi Covid-19 ini, tentu ada banyak hal yang harus diperhatikan.
Di antaranya, wajib memiliki surat keterangan bebas Covid-19 dari hasil rapid antigen, termasuk pembatasan untuk mengantar penumpang maksimal 2 orang.
Selain itu, membatasi pengantaran hanya sampai dermaga yang bertujuan untuk menghindari penyebab berkumpulnya orang banyak serta pembangunan posko kesehatan.
Terkait rencana tersebut, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bontang Agus Haris mendorong pemerintah untuk menggunakan alat GeNose C19 di Pelabuhan Lok Tuan, agar tidak memberatkan para penumpang terkait peraturan itu dan juga pengawasannya lebih diperketat.
?Lebih baik menggunakan alat (GeNose C19), harganya juga murah bisa menggunakan dana Covid-19 untuk membelinya. Agar bisa digunakan pengunjung,” ungkapnya saat dihubungi melalui sambungan seluler beberapa waktu lalu.
Dirinya pun mengatakan, penggunaan alat karya anak bangsa itu sudah digunakan di beberapa daerah yang ada ada di Indonesia.
“Seperti di Bandara APT Pranoto di Samarinda dan stasiun kereta api di Pulau Jawa,”ujarnya.
Perlu diketahui, pengambilan sampel dari GeNose?berbeda dari tes Corona lainnya. Pasalnya, pengambilan sampel melalui tes ini dilakukan dengan mengambil sampel napas yang dikeluarkan melalui mulut ke dalam sebuah kantung.
Dengan demikian, pembacaan hasil alat skrining Corona tanpa perlu mencolok hidung ini pun turut berbeda dari tes antigen maupun PCR (polymerase chain reaction).
Hasil pemeriksaan setelah pengambilan sampel nantinya akan ditunjukkan pada layar monitor dalam bentuk kurva. Di bawah kurva tersebut, terdapat keterangan yang menyatakan hasil tes berupa prediksi positif atau negatif. (*)
Reporter : Mirah Hayati
Editor : Siti Nurkhasanah