KAREBAKALTIM.com, BONTANG — Di tengah meningkatnya kasus kebakaran yang telah menimbulkan kerugian lebih dari Rp16 miliar dalam tiga tahun terakhir, Pemkot Bontang mengajak warganya untuk tidak lagi menjadi penonton.
Melalui sosialisasi yang digelar di BPU Kecamatan Bontang Selatan, masyarakat didorong untuk menjadi garda terdepan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
Acara yang diinisiasi oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkartan) pada Rabu, 1 Oktober 2025 ini, mempertemukan pemerintah, relawan, dan perwakilan warga dari berbagai RT di Bontang Selatan.
Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Hukum, Anwar Sadat, dalam sambutannya menekankan bahwa peran aktif warga adalah kunci utama dalam meminimalisir dampak bencana.
“Setiap menit keterlambatan bisa memperbesar kerugian. Karena itu, masyarakat harus tahu prosedur, tidak hanya menonton atau panik. Kerja sama masyarakat, pemerintah, dan relawan adalah kunci mengurangi risiko,” ujar Anwar Sadat.
Sementara itu Kepala Disdamkartan, Amiluddin, secara terbuka memaparkan berbagai kendala yang sering dihadapi petugas di lapangan.
Mulai dari kepanikan warga, gang sempit, hingga kebiasaan sebagian masyarakat yang lebih memilih merekam kejadian daripada segera menghubungi petugas atau memberikan akses jalan.
“Kami sering terhambat oleh hal-hal seperti parkir liar atau warga yang ikut menarik selang. Padahal, tindakan sederhana seperti segera mematikan aliran listrik dan tidak menghalangi akses mobil damkar sangatlah membantu,” ungkap Amiluddin.
Sosialisasi ini bukan hanya menjadi ajang transfer pengetahuan, tetapi juga ruang dialog untuk membangun komitmen bersama.
Pemerintah berharap, setiap peserta yang hadir dapat menjadi penyambung lidah di lingkungannya masing-masing, menularkan budaya siaga.
Dan memperkuat kesadaran akan pentingnya pencegahan kebakaran, mulai dari tingkat keluarga hingga komunitas. (Adv)