KAREBAKALTIM.com, Samarinda – Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menyoroti potensi pemanfaatan gas metana menjadi jaringan gas (Jargas) ke rumah-rumah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kota Samarinda yang hingga kini belum bisa dimaksimalkan.
Salah satu kendala utama adalah tekanan gas yang tidak memenuhi standar untuk dialirkan ke masyarakat.
“Nah, tadi disampaikan tim di lapangan bahwa gas metannya itu tidak memenuhi standar untuk dialirkan ke masyarakat karena tekanannya terlalu rendah,” ujarnya, Senin (29/9/2025).
Sesuai peraturan menteri terkait, jika ingin menggunakan gas metana dari sampah/TPA sebagai sumber untuk jargas, maka pengaturan teknis dan keselamatan (tekanan, kualitas, pemurnian) harus disesuaikan dan memerlukan regulasi terkait pengelolaan limbah.
“Kan memang ada standarisasi sesuai dengan peraturan menteri, jangan sampai nanti gasnya hidup-mati saat dialirkan,” jelas Deni.
Ia membandingkan dengan pengalaman di Kota Balikpapan, di mana pengelolaan gas metana di TPA Sepinggan dilakukan dengan dukungan Pertamina Hulu Mahakam (PHM).
Menurutnya, pendampingan semacam itu membuat pengelolaan lebih aktif sehingga tekanan gas metana tetap terjaga.
“Kalau di Balikpapan itu mereka kerja sama dengan PHM, jadi ada pendampingan. Karena aktif, otomatis ada pertambahan tekanan gas metan. Nah, kalau di Samarinda, sejak 2023 tidak dimanfaatkan, jadi sudah dua tahun, mungkin itu yang membuat tekanannya tidak maksimal,” tambahnya.
Meski demikian, Deni menilai potensi gas metana di Samarinda masih bisa dikembangkan, termasuk kemungkinan dibuatnya jaringan gas (jargas) dari TPA. Namun hal itu harus melalui perencanaan matang dari dinas terkait.
“Kami akan minta DLH dan PUPR yang membidangi hal ini untuk merencanakan pengelolaan limbah maupun sampah di Samarinda. Karena tiap kota pasti berbeda penanganannya, tapi semestinya kita bisa melaksanakan seperti yang dilakukan kota lain,” tegasnya.
Selain gas metana, Deni juga mendorong agar pengolahan sampah di Samarinda tidak berhenti pada satu inovasi saja.
Dia bilang, banyak turunan yang bisa dimanfaatkan seperti wood chip, maggot untuk pakan ikan, hingga produk turunan lainnya.
“Yang kita harapkan nantinya ada turunan-turunan dari pengolahan sampah ini sehingga bisa maksimal. Jadi bukan hanya gas metan, tapi juga pemanfaatan lain yang bisa memberi nilai tambah,” pungkasnya. (Bey)