KAREBAKALTIM.com, Bontang – Legislator Bontang keluhkan banyaknya usulan pada muserembang (musyawarah rencana pembangunan), yang bahkan sejak beberapa tahun lalu namun masih belum terlaksana hingga hari ini.
Anggota DPRD Bontang, Sumardi mengaku kapok mendatangi agenda itu.
“Jujur kapok saya pak, kalau bisa ditiadakan saja itu musrembang. 2 kali saya ikut di Bontang Kuala dan Lok tuan, kapok,” kata Sumardi dalam dalam RDP bersama Bapperida yang dilaksanakan di Ruang Rapat Lantai 2 DPRD Bontang, Senin 7 Juli 2025.
Alasannya, dirinya ‘dirujak’ warga ihwal usulan yang disampaikan dalam musrembang, tidak sejalan dengan kenyataan pembangunan di Kota Bontang.
“Dirujak benar saya, tapi saya sabar saja. Itu tuntutannya dengan yang realisasi di lapangan itu gak ada pak, 0 persen,” terangnya.
Ia mengaku masalah ini, membuat wakil rakyat malu. “Kita ini dibuat malu, seolah-olah gak berbuat apa-apa. Tapi sebagai wakil rakyat saya shalawatin aja,” ucapnya ditanggapi gelak tawa yang hadir pada rapat tersebut.
Namun secara serius, Sumardi mengatakan bahwa usulan musrembang memang harus mendapat perhatian pemerintah. Sebab warga akan terus mengingat.
“Yang pembebasan tanah kuburan, parit, listrik. Juga soal banjir rob akan terus diungkit warga. Kami sudah sampaikan tugas dewan apa tapi namanya masyarakat ndak mau tahu soal itu,” tandasnya.
Sumardi juga sepakat dengan Muhammad Sahib, yang sebelumnya mengatakan bahwa masalah musrembang ini berdampak pada saat dewan turun mendengarkan aspirasi warga.
Tidak sedikit yang meremehkan, dengan pernyataan agar dewan merealisasikan keinginan-keinginan warga yang sebelum-sebelumnya.
Selain itu kata dia, tidak sedikit aspirasi yang dikumpulkannya hanya berakhir menjadi dokumen.
“Hanya menumpuk. Kita kumpulkan 200 orang, masing-masing ada catatannya hanya menumpuk begitu saja,” sebutnya.
Ia berharap setelah rapat ini, keluhan terkait keinginan warga mengenai usulan dalam musrembang segera ditangani dan diselesaikan pemerintah daerah. (Cca/adv)