spot_img

10 Insinerator Wisanggeni Tuntas di Oktober 2025, Fokus di Enam Kecamatan

KAREBAKALTIM.com, Samarinda – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda bakal menata ulang strategi pengelolaan sampah dengan mengubah arah kebijakan pembangunan insinerator.

Jika sebelumnya setiap kecamatan direncanakan memiliki satu unit, kini pendekatan difokuskan pada efisiensi dengan menempatkan insinerator di kawasan dengan volume timbunan sampah terbesar.

Anggota Bidang Infrastruktur, Lingkungan Hidup, dan Ketahanan Iklim Tim Wali Kota untuk Akselerasi Pembangunan (TWAP) Samarinda, Sukisman, menjelaskan langkah ini merupakan hasil kajian teknis dan kebutuhan faktual di lapangan.

“Setelah dilakukan evaluasi, pola satu kecamatan satu insinerator ternyata tidak efisien. Setiap wilayah memiliki karakter dan volume sampah yang berbeda. Jadi kami pusatkan di area yang timbunan sampahnya tinggi dan jauh dari TPA,” jelasnya.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, sebanyak sepuluh unit insinerator Wisanggeni generasi ketujuh akan dibangun dan ditempatkan di enam kecamatan utama.

Rinciannya, masing-masing dua unit di Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda Ulu, Samarinda Utara, dan Palaran, serta satu unit di Loa Janan Ilir dan Samarinda Seberang.

Lokasi penempatan insinerator juga telah dipetakan secara spesifik. Di antaranya, Jalan AW Syahranie dan Bukit Pinang (Samarinda Ulu), Jalan Jakarta 2 serta Ring Road 2 Lok Bahu (Sungai Kunjang), kemudian Jalan Wanyi dan Lempake Jaya (Samarinda Utara).

Sementara dua lainnya berada di Jalan Ampera dan kawasan Stadion Utama Kaltim (Palaran), Jalan HM Rifaddin (Loa Janan Ilir), serta area PDAM Kelurahan Baqa (Samarinda Seberang).

“Dengan sistem ini, sampah yang dihasilkan di wilayah jauh tidak perlu lagi diangkut ke TPA. Artinya, kita bisa menghemat biaya operasional dan mengurangi beban kerja armada pengangkut,” terang Sukisman.

Ia menambahkan, insinerator Wisanggeni generasi tujuh dipilih karena dianggap lebih ramah lingkungan dan efisien.

Teknologi ini menggunakan sistem pembakaran sempurna dengan tambahan rongga oksigen, menghasilkan proses tanpa residu.

Asap hasil pembakaran dialirkan melalui empat bak air dalam sistem tertutup, sehingga tidak menimbulkan polusi udara.

“Teknologinya sudah diuji dan dinyatakan aman bagi lingkungan,” ujarnya menegaskan.

Pembangunan 10 shelter insinerator tersebut ditargetkan tuntas pada Oktober 2025. Selanjutnya, pelatihan bagi operator dilakukan pada November, disusul uji coba satu shift operasi di Desember.

Jika seluruh proses berjalan sesuai rencana, pada 2026 sistem akan beroperasi dua shift per hari dengan kapasitas pembakaran hingga 200 ton per hari. Dengan demikian, beban sampah yang masuk ke TPA dapat ditekan hingga hanya 400 ton dari total 600 ton per hari.

“Harapannya, pengelolaan sampah di Samarinda bisa lebih efisien, modern, dan berkelanjutan,” pungkasnya. (Bey)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,912FollowersFollow
22,700SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles