KAREBAKALTIM.com, Bontanf— Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang bersihkan kawasan Pasar Taman Rawa Indah, Jumat 8 Agustus 2025. Pasalnya, sudah beberapa hari sampah di kawasan tersebut, tepatnya di bawah selokan, menumpuk dan berbau busuk.
Ada banyak macam sampah yang ditemukan. Mulai dari botol plastik. Botol kaca. Kemudian gelas plastik. Sarung, dan ada juga sampak alias celana dalam. Bahkan ada kondom juga.
Wali Kota Bontang, Agus Haris, mengatakan ini adalah bagian dari program pemerintah, yaitu Jumat Bersih.
Selain itu, ini sudah merupakan keharusan pemerintah dalam menjaga lingkungan sekitar agar tetap asri dan enak dipandangi.
“Bayangkan jenis sampah di bawah ini lengkap. Ada botol bir, minuman. Ada sarung, celana panjang, baju. Sempak juga ada. Katanya (pembersih) tadi ada juga kondom,” ucap Agus Haris di lokasi.
Menurut Agus Haris, penumpukan sampah-sampah tersebut akibat dari pasanganya air laut. Dan juga banjir.
“Nah karena itu kita minta seluruh masyarakat agar tidak membuang sampah apapun jenisnya itu ke sungai. Karena pemandangan terganggu. Menimbulkan bau busuk juga. Sampah bertumpuk. Akhirnya keindahan kota terganggu,” ucapnya.
Lebih jauh, pembuangan sampah sembarangan juga bisa berefek domino: berupa penyakit, dan bahkan jadi penilaian bahwa Bontang tak lagi bersih.
“Kalau kita tidak jaga, bisa menjadi sumber penyakit juga,” tegasnya. “Mudah-mudahan tidak ada lagi yang buang sampah ke sungai.
Diketahui, Kota Bontang merupakan salah satu wilayah yang jago mendapat penghargaan Adipura.
Kota ini sudah ke-15 kalinya mendapatkan predikat adipura. Intinya, kota yang bersih. Lingkungannya asri. Layak huni.
Sebelumnya, Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, mengatakan kota yang dipimpinnya optimis lagi meraih adipura yang ke-16. Pernyataan itu dia sampaikan pada Rabu 6 Agustus 2025,
Neni mendeskripsikan, Kota Bontang lah yang kali pertama membangun sistem pengelolaan sampah seperti sanitary landfill. Setidaknya itu untuk wilayah Kaltim.
“Inilah yang membuat Kota Bontang selalu mendapatkan Adipura. Ini yang sudah ke-15 kali. Alhamdulillah,” kata Neni.
Dan sekarang, tambah Neni, dia diberi arahan dari Menteri Lingkungan Hidup (LH). Katanya, kota yang bakal dinilai menjadi kota Adipura adalah kota yang punya sistem pengelolaan sampah, yaitu sanitary landfill.
“Nah yang open dumping itu bahkan kena pidana. Open Dumping bahkan tidak dinilai,” ucapnya.
Politisi Golkar itu menambahkan, menurut Kementerian LH, kriteria-kriteria yang akan layak disematkan predikat Kota Adipura pada intinya adalah penjagaan lingkungan.
Istilah kerennya adalah sustainable environment atau lingkungan berkelanjutan. Kondisi di mana lingkungan terjaga keseimbangannya. Sumber daya alamnya dapat dilestarikan, dan dampak negatif terhadap lingkungan diminimalkan.
Sehingga memungkinkan kelangsungan hidup dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang bisa lebih mantap.
“Karena kita bicara lingkungan ini kan sustainable environment. Bagaimana kita membangun kota secara berkelanjutan, tentu adalah lingkungan yang harus kita jaga,” kata Neni optimis.
Lebih jauh, Neni semakin optimis sekali bahwa Kota Bontang akan mendapat penilaian Adipura yang ke-16 kalinya.
“Alhamdulillah Bontang ini insyaAllah menjadi kota yang mendapatkan penghargaan Adipura yang ke-16 kali,” ucapnya. (Adv)




