KAREBAKALTIM.com, BONTANG — PT Borneo Ocean Nauly Kota Bontang, mengekspor 15 ton rumput laut tujuan India, Jumat 29 Agustus2025.
Kegiatan ini digelar Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUMPP) Kota Bontang di Halaman Pelabuhan Tanjung Laut Indah.
Wakil Wali Kota Bontang, Agus Haris, yang melakukan pelepasan ekspor, menyampaikan apresiasi atas keberhasilan perusahaan mengekspor rumput laut dengan nilai USD 2.600.
Dia mengatakan Bontang punya potensi besar di sektor kelautan. Sebab wilayah lautnya lebih luas ketimbang daratan. Tapi, ada tantangan serius: menjaga kebersihan laut dari pencemaran minyak dan gas yang berisiko merugikan petani rumput laut.
Untuk itu, ia meminta perhatian serius Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bontang, Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian, serta instansi terkait agar budidaya rumput laut tetap berkelanjutan.
“Ini harus kita tangani secara serius ini,” ucap politisi Gerindra itu.
Dia menambahkan, India masih mampu menampung lebih banyak ekspor, sehingga petani perlu meningkatkan produktivitas.
Pelabuhan peti kemas juga sangat penting dibangun di Bontang. Agar menekan biaya logistik yang selama ini masih harus transit melalui Singapura, Jakarta, atau Makassar.
Infrastruktur kawasan industri di Bontang, termasuk di Bontang Lestari, juga jadi peluang besar dalam mendukung ekspor.
Untuk itu Agus Haris tegas menyatakan komitmen pemerintah mendukung ekspor. Baik dari sisi perizinan, infrastruktur, maupun pembinaan kualitas produk.
“Jadi bukan hanya bahan mentah, tapi juga hilirisasi. Seperti karagenan dan produk turunan rumput laut lainnya,” tandasnya.
Kepada PT Borneo Ocean Nauly, Agus Haris berpesan terus menjaga kualitas produksi, memberdayakan petani lokal, dan konsisten memenuhi kebutuhan pasar ekspor.
Sementara itu, Direktur PT Borneo Ocean Nauly, Ardis Cristian, mengungkapkan ekspor kali ini merupakan yang ketujuh kalinya dengan jalur distribusi Bontang-Samarinda (Palaran)-India.
Ardis menuturkan, rumput laut menjadi indikator penting kualitas perairan. Jika gagal tumbuh, artinya laut sudah tercemar.
la juga menilai potensi budidaya di Bontang lebih baik dibanding daerah lain. Sumber rumput laut di Bontang berasal dari Gusung, Tihi-Tihi, Malahing dan Lok Tunggul.
Perusahaan bahkan telah menjalin kerja sama dengan beberapa akademisi. Antara lain UNPAD dan ITB, dalam riset biomaterial rumput laut yang dapat dikembangkan menjadi karagenan dan bioplastik.
“Kami menargetkan peningkatan kapasitas produksi hingga 100 kontainer. Namun, tantangan utama masih pada pencemaran laut oleh minyak serta mahalnya biaya logistik karena harus melalui Samarinda dan Makassar,” ungkapnya. (Adv)