KAREBAKALTIM.com – Anggota Komisi I DPRD Bontang Rusli mengkritisi program pelatihan keterampilan yang digelar Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bontang.
Sejumlah bidang pelatihan dinilai tidak tepat diberikan lantaran belum memenuhi sarana pendukung bagi lulusan pelatihan, seperti menjahit sepatu.
Menurutnya, hingga saat ini pemerintah belum mendapat solusi tepat dalam menyiapkan bahan baku untuk diolah oleh SDM yang telah mengikuti pelatihan.
“Itu tidak sesuai dengan karakteristik daerah kita, ini sulit diterapkan di Bontang,” ungkap Rusli saat rapat koordinasi bersama Disnaker Bontang, Selasa (2/8/2022).
Dengan alasan tersebut, ia mendesak pemerintah untuk mengevaluasi pelatihan serupa untuk terus dilanjutkan. Dikhawatirkan, output pelatihan tidak sesuai target bahkan sia-sia karena tidak mampu menyerap tenaga kerja maupun membuka peluang usaha baru.
Menanggapi penyataan dewan, Sekretaris Disnaker Bontang Marthen Minggu, mengatakan pihaknya saat ini telah menyusun berbagai program. Namun l, karena minim anggaran sehingga belum bisa berjalan dengan maksimal.
“Program telah kami siapkan. Tapi kendalanya dianggaran,” katanya.
Terkait pelatihan pembuatan sepatu yang telah dilakukan, dia mengaku hal itu untuk menopang program perlengkapan sekolah gratis oleh pemerintah.
“Ini untuk memantapkan program sepatu gratis dari pemerintah,” tutur Marthen.
Marthen juga menyampaikan, pihaknya bekerjasama dengan Disnaker Kaltim telah mengaktifkan kembali BLK. Dengan begitu, kesempatan dimanfaatkan untuk melatih pengangguran di Bontang agar memiliki hard skill yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.
“Ini salah satu yang kami lakukan untuk mengurangi pengangguran,” ujarnya. (*)