KAREBAKALTIM.com, Bontang — Wakil Rakyat Kota Bontang, Ubayya Bengawan, soroti iuran sekolah sebanyak Rp20 ribu setiap bulan.
Informasi itu mencuat dalam inspeksi mendadak (sidak) DPRD Kota Bontang di salah satu sekolah negeri, pada 8 Agustus 2025.
Kata Ubayya, jika ini diterapkan, jumlah yang harus dikeluarkan tidak sedikit. Kalau dimisalkan 200 murid, maka uang yang diterima sekolah sebanyak Rp48 juta.
“20 ribu sebulan. Misal 200 siswa, itu sudah berapa. Kalau satu tahun berapa banyak uang harus disiapkan orang tua?,” tanya politisi Golkar itu.
Di hadapan para pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang, Ubayya mengaku akan membawa masalah ini ke meja dewan.
Mereka bakal melakukan rapat dengar pendapat (RDP) untuk membahas tuntas masalah ini. “Ini jadi catatan penting saya. Disdik akan saya panggil RDP,” tegasnya.
Lebih jauh, Mahkamah Konstitusi (MK) telah mengeluarkan putusan bahwa uang untuk pendidikan itu gratis, baik di sekolah negeri maupun swasta.
Wakil Ketua Komisi A DPRD Kota Bontang itu lebih jauh menyatakan, tidak ada alasan sekolah memberlakukan iuran tersebut. Bisa jadi ini akan menuai masalah.
“Apalagi bahasanya (MK) wajib. Apapun itu alasannya, biar tujuannya baik, tapi kalau tidak dengan cara yang baik, berujung masalah ke kedepannya,” tandas Ubayya.
Dalam kesempatan itu, Ubayya juga menyampaikan ke Disdikbud supaya mereka cari solusi atas masalah jual beli seragam di sekolah
“Termasuk Lembar Kerja Siswa (LKS,” tandas Ubayya.
Menanggapi itu, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar Disdikbud Kota Bontang, Nurhadi mengaku telah mengimbau semua sekolah tidak menjual seragam dan LKS.
“Sudah kami larang menjual seragam,” jelasnya.
Kata dia, sekolah hanya memberi rincian baju dari sekolah. Kemudian nanti orang tua siswa sendiri yang mencari dan menyiapkannya.
“Kalau LKS, sebenarnya sekolah sudah pengadaan, itu menggunakan Dana BOSP. Tapi dalam bentuk fotocopy,” tandasnya.
Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua DPRD Kota Bontang, Andi Faizal Sofyan Hasdam, Ketua Komisi A DPRD Kota Bontang, Heri Keswanto, dan sejumlah Wakil Rakyat Bontang lainnya. (Adv)
