KAREBAKALTIM.com – Seluruh kegiatan perkantoran baik pemerintahan ataupun swasta, hingga kini masih diistirahatkan secara akibat Covid-19 yang mulai meningkat dari bulan Maret 2020 lalu, tanpa terkecuali di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang.
Segala kegiatan yang sebelumnya dilakukan langsung dengan tatap muka, baik kegiatan seperti dinas bahkan rapat pun kini sedikit beralih melalui video daring.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tiga periode, Nursalam menjelaskan dirinya tidak pernah membuang waktu untuk urusan kantor sebelum adanya virus ini.
“Saya berkantor itu tiap hari, bisa dibilang hampir tidak ada waktu yang terbuang, dengan kata lain rajin masuk kantor,” ujarnya, Selasa (21/10/2020) saat bincang-bincang pada media ini, Jl Moh Roem, No 1 Bontang Lestari, Gedung Sekertariat DPRD.
Ia mengakui sempat kebingungan ketika pemerintah memberlakukan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah, untuk mensiasati hal tersebut dirinya pun mulai melakukan aktivitas berkebun.
“Beberapa hari kebingungan mau buat apa, kebetulan ada kebun mencoba membuka lahan untuk mengisi kekosongan. Lahan itu saya buka dengan susah payah dibantu keluarga, ada 2 orang,”sambungnya.
Seiring berjalannya waktu kurang lebih 3 bulan, justru dirinya sangat menyenangi rutinutas barunya tersebut. Hal baru tersebut dirasa sangat bermanfaat disaat-saat seperti ini, ditambah lagi sejak kecil Salam -sapaan akrabnya- hidup di lingkungan militer.
“Saat ini saya jatuh cinta dengan berkebun. Setiap hari mampir dan selama ini merasa berkurang keseharian kalau tidak pergi kebun,” tuturnya.
Awalnya ia menanam durian yang dipesan dari Magelang sebanyak 70 pohom dan bertahan sekitar 50 pohon. Jenis Musang King dari Malaysia, akan tetapi berkembang di Jawa Tengah serta durian duri hitam, biasa disebut Oche.
Untuk menunggu buah-buahan yang dijuluki raja buah ini tumbuh besar, ia pun mencoba untuk menanam palawija, sayur-sayuran. Termasuk kacang panjang, timun, lombok dan tomat.
“Alhamdulillah tanamannya sudah bisa dinikmati buahnya. Kecuali durian, karena butuh waktu 4 tahun,” sebutnya.
Ia juga mengerjakan semuanya layaknya petani biasa, tidak menggunakan alat-alat modern. Sistem pengairannya pun menggunakan sumur bor sendiri sebagai sumber mata air untuk tanaman-tanaman tersebut.
Kendati demikian, bulan Juni aktifitas perkantoran sudah kembali normal. Sehingga, Salam sudah mulai berkantor namun lepas dari pekerjaan ia selalu menyempatkan diri ke kebun.
“Saya berkantor habis itu ke kebun. Rabu kamis layaknya dinas yah dinas, lebih banyak menghabiskan waktu di kebun,” ungkapnya.
“Badan jadi semakin sehat, semakin mendekatkan diri pada Yang Kuasa, belajar dari tanaman. Tujuan utamanya durian jangka panjang itu,” pungkasnya. (ADV)
Reporter : Mirah Hayati
Editor : Siti Nurkhasanah