Kutai Kartanegara, KAREBAKALTIM.COM – SDN 021 Tenggarong menjadi salah satu sekolah dasar di Kutai Kartanegara yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka.
Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar, sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Kurikulum merdeka di jenjang SD/MI merupakan pembelajaran yang mengutamakan pada metode berbasis proyek demi mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Wakil Kepala SDN 021 Tenggarong, Ali Mansah, mengatakan, sekolah mereka sudah menjalankan Kurikulum Merdeka.
Menurut Ali Mansah, di SDN 021 Tenggarong, penerapan Kurikulum Merdeka untuk saat ini juga fokus dalam melaksanakan salah satu tema dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila P5, yaitu kearifan lokal.
“Kami membuat dan memanfaatkan kearifan lokal dari bahan bahan yang ada,” kata Ali Mansah, Selasa (21/11/2023).
Dia menjelaskan, dalam melaksankan proyek tersebut, pihak sekolah menyediakan bahan dan alat, kemudian anak-anak yang membuat karyanya.
“Kami menggunakan kearifan lokal. Kalimantan terkenal dengan manik-manik. Karena itu kami membut kerajinan dari manik, seperti gelang cincin, gantungan kunci, dan ada dari kayu berupa gambus dan gasing,” ungkapnya.
Dia menambahkan, dalam pembuatan kerajinan tangan untuk manik-manik dilakukan oleh siswa kelas 5 dan 6. Sementara, untuk kelas di bawahnya membuat kolase dari daun kering atau daun pisang.
Selain itu, sekolah yang memiliki jumlah siswa sekitar 500 orang ini tidak hanya mengkhususkan siswa yang berkarya.
Namun, para guru yang jumlahnya sekitar 30 orang juga dituntut untuk membuat kerajinan atau karya tangan.
“Kerajinan rajut atau menyulam buatan guru, tidak hanya siswa yang memiliki keterampilan berkelanjutan, akan tetapi para guru juga agar semuanya seimbang,” katanya.
Ali Mansah menuturkan, tujuan dari pelaksanaan kurikulum tersebut juga untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada peserta didik. Artinya, karya anak-anak nantinya bisa dijual.
“Sejauh ini sudah ada yang dijual. Contohnya pada saat acara HGN, kemudian di toko kami jual baru sebatas itu,” ujarnya.
Dia juga berharap Pemkab Kukar dapat mendukung kegiatan tersebut, seperti pemasaran dan modal.
Sebab, selama ini guru yang menyediakan dan ada juga dari beberapa siswa menyedikan bahan dan alat dengan cara iuran. (ADV/DISDIKBUDKUKAR)