28.3 C
Bontang
Sabtu, Juli 27, 2024
spot_img

Pandemi Pengaruhi Perekonomian Masyarakat, Angka Kemiskinan di Bontang Meningkatkan

KAREBAKALTIM.com – Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bontang, jumlah penduduk miskin di Kota Bontang periode Maret 2020 mencapai 7.910 jiwa. Tingkat kemiskinan itu menyentuh di angka 4,38 persen pada semester pertama 2020.

Kepala BPS Bontang, Widiyantono mengatakan, jumlah penduduk miskin di Kota Bontang meningkat 440 jiwa dibanding tahun 2019 di periode yang sama.

Kenaikan jumlah penduduk miskin di semester pertama 2020 disebabkan pandemi. Namun pada Maret 2020 pandemi mulai melandai di tiap daerah, sehingga berdampak pada pengeluaran rumah tangga yang lebih sedikit.

“Agak terdampaknya di sana, tapi tidak signifikan. Dan kemungkinan seperti itu,” ucapnya.

Pada triwulan pertama efek pandemi di kota industri terbilang kecil, sehingga angka kemiskinan tidak begitu signifikan melonjak.

“Karena awal tahun bulan tiga belum terlalu tercermin. Apalagi kita masih dikelilingi perusahaan raksasa. Kecuali pendataan tengah tahun mungkin keliatan sekali,” jelasnya.

Kata dia, peningkatan jumlah penduduk miskin bisa terlihat drastis apabila ada kejadian khusus seperti krisis ekonomi atau pandemi Covid-19 saat ini. Dampak pandemi Covid-19 ini juga mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi hingga ke tingkat pengangguran.

Laju pertumbuhan ekonomi minus, pun berdampak pada tingkat pengangguran terbuka (TPT). Periode yang sama, laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 minus 2,18 persen. Dan tahun berikutnya dengan periode yang sama, mengalami kenaikan capai 2,76 persen.

Diketahui, sebelum masa pandemi, TPT? 2019 berada pada persentase 9,02 persen. Periode sama pada 2020 TPT naik hingga 9,46 persen.

“Itulah yang melatarbelakangi jumlah penduduk miskin,” tutupnya.

Untuk diketahui, masyarakat miskin versi BPS adalah ketidakmampuan dari segi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan (diukur dari segi pengeluaran).

Adapun konsepnya mengacu pada penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Yaitu pengeluaran kebutuhan makanan dan minuman setara 2.100 kalori per kapita per hari dan kebutuhan minimum lainnya seperti perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan dan lainnya. (*)

Reporter : Mirah Hayati

Print Friendly, PDF & Email

Related Articles

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
21,900PelangganBerlangganan