KAREBAKALTIM.com, Bontang – Kota Bontang merupakan salah satu daerah di mana perusahaan industri banyak berdiri.
PT Pupuk Kaltim, Badak NGL, Kaltim Methanol Industri, Kaltim Nitrat Indonesia, Indominco Mandiri, merupakan sebagian kecil dari perusahaan industri yang berdiri di daerah ini.
Karena ini, menurut Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang, Winardi mengatakan bahwa wajah Bontang adalah kota industri.
Namun, pada berdasarkan laporan keuangan tahun 2024, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bontang yang banyak disumbangkan dari sektor migas dan non migas, tiap tahunnya mengalami penurunan.
Karenanya, Winardi mengatakan pemerintah perlu mengambil langkah serius untuk membuka ruang bagi investor berbondong-bondong berinvestasi di Kota Bontang.
“Bikin perencanaan investasi itu sebagai Frame. Bahwa daerah kita sangat memudahkan investasi, kan gitu,” ujar Winardi, saat ditemui diruanganya belum lama ini.
Menurutnya pemerintah harus segera merespons kondisi bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bontang tersebesar bersumber dari dana bagi hasil.
“Kalau pendapatan asli daerah kita berapa aja sih, karena kita bergantung dengan bagi hasil, maka aksesnya mesti dipermudah di sana,” pintanya.
Disampaikannya, Kota Bontang memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang bagus, namun Winardi menyayangkan, dalam 10 tahun terakhir tidak terdapat investor baru di Kota Taman ini.
“Mungkin PT IUP lah termasuk. Tapi harapan kita kan, ada PT IUP-PT IUP lainnya. Caranya gimana? Ya kita bikin frame-nya, mudahkan investasi. Bonuskan PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) dalam 5 tahun misalnya,” ungkapnya.
Ia mengatakan jika dalam waktu dekat, terdapat 5 investor baru, maka dipastikan Kota Bontang akan mandiri secara fiskal.
“Jangan bawa baru investor mau masuk, Eh harus warga lokal segala macam, pengembangan lahan begini segala macam. Ya larilah orang,” tandasnya. (Adv)
