KAREBAKALTIM.com – Pondok pesantren (Ponpes) Bontang saat ini kurang diminati oleh masyarakat dari dalam maupun luar kota. Mereka lebih memilih ponpes di pulau Jawa yang dianggap lebih berkualitas.
Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Islam, Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bontang, Muhammad Rais mengatakan, jika dibandingkan dengan yang diluar, ponpes di Bontang memang masih tertinggal.
“Disinikan masih ada yang belum tergabung dengan sekolah formal, hanya sekedar pondok saja,” ujarnya, Kamis (29/7/2021).
Ia menambahkan, kurang penunjang belajar mengajar juga menyebabkan ponpes dipandang tidak layak. Sarana prasarana tentunya harus dilengkapi terlebih dahulu sebagai daya tarik dan minat orang tua untuk menitipkan anaknya berilmu di tempat itu.
“Masih kekurangan pengajar yang ahli dibidangnya, serta manajemen pengelolaan lembaga yang belum benar,” tambahnya.
Saat ini ada sebanyak lima ponpes yang berdomisili di Bontang yaitu, Darul Qurro, Hidayatullah, Nurul iman, Al-Ma’rifah, dan Subulana. Dimana hanya ponpes Nurul Iman, dan Hidayatullah yang sudah menjalankan menjadi sekolah formal.
“Sebelumnya ada enam, namun satu sudah ditutup sebab kurangnya jumlah santri, dan pengajar,” kata Rais.
Tidak berbeda dengan sekolah formal, ponpes juga melakukan metode belajar dengan media online sesuai aturan pemerintah selama pandemi Covid-19.
Kemenag Bontang akan berupaya meningkatkan daya saing dengan ponpes di luar kota dengan melakukan bimbingan terhadap staff maupun pengajar, serta memberikan dukungan untuk segera menyediakan pendidikan formal bagi lembaga yang belum mengadakan, serta pengawasan berjalannya kurikullum.
Ia berharap, seluruh lembaga ponpes di Bontang lebih semangat dalam meningkatkan kualitasnya, dan juga tetap mengikuti aturan Undang-undang nomor 18 tahun 2019 tentang pesantren. Sehingga bisa menjadi lembaga pilihan yang diminati. (*)
Reporter : Mirah Hayati
