KAREBAKALTIM.com, Bontang – Ditutupnya Universitas Trunajaya (Unijaya) Kota Bontang, meninggalkan beberapa masalah, salah satunya proses kelanjutan pendidikan mahasiswa yang statusnya belum jelas dipindahkan di perguruan tinggi mana.
Terkait hal ini, pada 16 Juni 2025 lalu, telah dilakukan Rapat Dengar Pendapat oleh DPRD, Pemerintah Kota Bontang, juga Mahasiswa Unijaya untuk membahas masalah ini. Sayangnya pihak yayasan tidak hadir.
Dari agenda itu, juga berkembang wacana agar Kampus Unijaya diambil alih oleh Pemerintah Kota Bontang.
Namun menanggapi hal ini, Sekretaris Komisi A DPRD Bontang Saeful Rizal mengungkapkan agar pemerintah terlebih dahulu mempelajari masalah dari kampus tersebut secara komprehensif.
“Kalau misalnya kondisinya tidak memungkinkan pemerintah untuk mengekuisi ya jangan dipaksa kan gitu. Karenanya kuncinya ada pada kajian secara komprehensif yang dilakukan oleh pemerintah terhadap kasus ini,” terangnya saat dihubungi Selasa 24 Juni 2025.
Terlebih kata dia, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemenristekdikti) menerbitkan keputusan Nomor 442/B/0/2025 tanggal 11 Juni 2025 tentang Pencabutan Izin Pendirian Universitas Trunajaya di Kota Bontang dan Izin Pembukaan Program Studi pada Universitas Trunajaya di Kota Bontang yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Miliana Bontang.
“Kalau kondisinya seperti ini, mungkin sudah tidak ada jalan untuk menyelamatkan,” terangnya.
Bahkan, dari informasi yang diterimanya, pihak LLDIKTI sebagai unit pelaksana teknis di bawah Kemenristekdikti memiliki wacana untuk memindahkan para mahasiswa ke universitas-universitas yang memiliki program studi yang sama.
Menurutnya informasi jelasnya, harus dikonfimasi ke LLDIKTI, namun paling realistis bagi mahasiswa adalah dipindahkan ke kampus yang masih berada di Pulau Kalimantan khusus Provinsi Kaltim. (Cca/adv)
