KAREBAKALTIM.com – Penggalian potensi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) perlu menjadi fokus Pemkot Bontang. Ketua DPRD Bontang Andi Faisal Sofyan Hasdam mendorong pemkot agar memiliki inovasi agar PAD ini terdongkrak. Sebab selama ini Bontang masih sangat bergantung pada dana bagi hasil (DBH) dari sektor minyak dan gas (migas). Sehingga membuat kota ini belum mandiri secara fiskal.
Ia menegaskan bahwa PAD Bontang masih menyumbang bagian kecil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Situasi ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah, terutama Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), untuk berinovasi dan memperkuat PAD agar dapat memenuhi kebutuhan pembangunan secara mandiri.
“Pendapatan kita saat ini hanya beberapa persen dari APBD, dan ketergantungan terhadap DBH migas sangat besar. Ini perlu perhatian khusus karena potensi migas tidak akan selalu tersedia,” ujar Andi Faiz.
Politisi Golkar ini mengingatkan bahwa ketergantungan pada sektor migas memiliki risiko tinggi, mengingat fluktuasi harga energi dan ketidakpastian akan ketersediaan sumber daya di masa mendatang. Karena itu, ia mendorong agar Bontang mulai mengeksplorasi sektor-sektor lain yang bisa dimaksimalkan untuk menambah PAD.
Andi Faiz menyebut retribusi, pajak daerah, serta inovasi pengembangan usaha lokal sebagai contoh potensi yang perlu diperhatikan. “Kita perlu memikirkan langkah-langkah strategis untuk memaksimalkan sektor lain. Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah dan DPRD, diharapkan Bontang bisa mandiri secara fiskal dan tidak terlalu bergantung pada DBH migas,” tambahnya.
Selain itu, ia berharap pemerintah kota bersama DPRD dapat merumuskan kebijakan yang mampu meningkatkan PAD secara konsisten. Langkah ini sangat penting untuk menciptakan pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya bergantung pada sektor migas. Dengan PAD yang lebih kuat, pembangunan di Bontang diharapkan berjalan merata dan dapat membawa manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.
Penulis : Aji




