KAREBAKALTIM.COM, Samarinda – Bertepatan dengan peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia beberapa hari lalu, Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) mengungkapkan bahwa penanganan kasus TBC di Benua Etam masih menghadapi tantangan besar.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, dr. Jaya Mualimin, menyebutkan bahwa sasaran penanganan TBC tahun ini meningkat, tetapi capaian yang diraih belum optimal.
“Secara nasional, Kaltim berada di peringkat 17 dalam jumlah kasus TBC. Keberhasilan penanganan TBC di daerah kita saat ini baru mencapai 56 persen sepanjang tahun 2024,” ujar dr. Jaya, Minggu (30/3/2025).
Ia menjelaskan bahwa target standar keberhasilan penanganan TBC seharusnya mencapai 90 persen, tetapi Kaltim masih tertinggal 34 persen dari angka ideal tersebut.
“Keberhasilan pengobatan sebenarnya sudah cukup baik, dengan angka kesembuhan mencapai 85 persen. Namun, yang menjadi perhatian adalah cakupan sasaran yang baru mencapai 56 persen. Artinya, masih banyak penderita TBC yang belum terdeteksi atau belum mendapatkan pengobatan yang tepat,” tambahnya.
Menurut dr. Jaya, rendahnya capaian ini menunjukkan bahwa masih diperlukan upaya lebih keras dalam meningkatkan deteksi dan pengobatan bagi penderita TBC di Kaltim.
“Kita harus lebih aktif dalam skrining, pengobatan, serta edukasi kepada masyarakat agar semakin banyak penderita yang terdeteksi dan bisa mendapatkan terapi sampai tuntas,” katanya.
Dinkes Kaltim berkomitmen untuk meningkatkan program penanganan TBC, termasuk dengan memperluas cakupan skrining, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gejala TBC, serta memastikan akses pengobatan yang lebih mudah.
“Masih banyak pekerjaan yang harus kita lakukan untuk mencapai target nasional. Semua pihak, baik tenaga kesehatan, pemerintah, maupun masyarakat, harus bekerja sama dalam memberantas TBC di Kaltim,” pungkas dr. Jaya.(Bey)
