KAREBAKALTIM.com, Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) terus memperkuat langkah strategis menuju kemandirian pangan daerah.
Salah satu fokus utama adalah pengembangan subsektor peternakan yang dinilai memiliki kontribusi besar terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.
Kepala DPKH Kaltim, Fahmi Himawan, mengatakan pihaknya tengah mengembangkan program Pengembangan Desa Korporasi Ternak (PDKT) untuk komoditas sapi dan kambing.
Selain itu, pemerintah juga membangun hatchery ayam lokal unggul di UPTD PT HPT Api-Api, Kabupaten Penajam Paser Utara.
“Program ini menjadi proyek besar subsektor peternakan yang mendukung visi pemerintah pusat, terutama dalam mewujudkan swasembada pangan dan hilirisasi industri berbasis sumber daya alam,” ungkap Fahmi, Jumat (10/10/2025).
Fahmi menjelaskan, pengembangan korporasi ternak dan hatchery ayam lokal unggul diharapkan mampu menjawab kebutuhan protein hewani masyarakat sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah.
“Tujuannya agar kebutuhan daging dan protein hewani di Kaltim bisa terpenuhi tanpa terlalu bergantung pada pasokan luar daerah,” tambahnya.
Lebih lanjut, Fahmi memaparkan bahwa subsektor peternakan Kaltim menunjukkan tren pertumbuhan positif dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data tahun 2024, pertumbuhan ekonomi subsektor ini mencapai 4,01 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 2,78 persen.
Nilai tukar peternak (NTP) juga konsisten berada di atas angka nasional selama tiga tahun berturut-turut dengan capaian 104,14 pada 2024.
“Artinya, pendapatan peternak lebih besar dari pengeluaran. Ini sinyal baik bahwa sektor peternakan mulai memberikan dampak nyata terhadap kesejahteraan masyarakat,” jelas Fahmi.
Selain fokus pada pengembangan produksi, DPKH Kaltim juga gencar mengendalikan penyakit hewan menular strategis.
Salah satu langkah nyata ialah vaksinasi rabies gratis serta penanganan rabies di Pulau Derawan. Pemerintah menargetkan pulau wisata tersebut bebas rabies pada 2026, dan Kaltim bebas rabies pada 2030.
“Dengan kerja sama lintas sektor antara pemerintah, swasta, dan masyarakat kami optimistis swasembada pangan di Kaltim bisa tercapai pada 2027,” pungkasnya. (Bey)