KAREBAKALTIM.com – Saat orangtua mengutuk kekerasan terhadap anak, tanpa disadari mereka pun kerap kali melakukannya. Seperti kekerasan psikis yang akan menimbulkan banyak dampak besar.
Memang tidak ada orang tua yang ingin menyakiti anaknya. Tetapi ada perbuatan sikap sehari-hari dan kata-kata yang justru mencederai emosi anak.
Selain itu, kekerasan pada anak bukan hanya fisik, seksual, penelantaran anak tetapi juga kekerasan emosional. Semua itu dapat menimbulkan kematian, luka atau cedera, gangguan perkembangan otak dan sistem saraf, tumbuhnya sikap negatif, gangguan kesehatan dan menyebakan masalah pada masa depan anak.
Hingga kini kasus tersebut masih marak terjadi, bahkan semakin meningkat. Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) sampai dengan Agustus 2020 tercatat 4.883 kasus di Indonesia.
Tidak dipungkiri, di Kota Bontang sendiri kasus serupa masih dapat ditemui. Seperti seorang ayah yang memukuli anaknya hingga menyebabkan luka di mata, perbuatan asusila dan sebagainya.
Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang, Abdul Haris mengimbau agar orangtua memberikan perhatian lebih dalam mengawasi anaknya.
“Saya turut perihatinan atas kasus-kasus kekerasan yang terjadi terhadap anak tersebut,” ungkapnya, Selasa (22/9/2020).
Selain itu, dirinya juga mengatakan meski tidak bisa disalahkan, kejadian tersebut bukan tanpa sebab musabab. Namun begitu, dinas terkait mempunyai peran penting dalam tumbuh kembang anak. Ia berharap agar kasus yang melukai lahir batin anak, menjadi sebuah perhatian khusus.
“Jangan sampai ada jarak yang terlalu jauh lah antara orang tua dan anak, harus sering-sering meluangkan waktu bersama keluarga,” tutupnya.
Pria berkacamata itu berharap kedepannya kasus kekerasan terhadap anak dapat menurun.
“Peran orangtua sangat penting,” pungkasnya. (ADV)
Reporter : Mirah Hayati
Editor : Siti Nurkhasanah
