Kutai Kartanegara, KAREBAKALTIM.COM – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Kartanegara (Disdikbud Kukar) bekerja sama dengan Ikatan Keluarga Besar Banyuwangi Kukar menggelar Festival Kesenian Gandrung pada 18-19 November 2023.
Festival Kesenian Gandrung yang digelar di Halaman Krida Bakti Kelurahan Maluhu tersebut menampilkan berbagai penampilan tarian gandrung khas Banyuwangi dan penampilan kesenian jaranan.
Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kukar, Puji Utomo, mengatakan, salah satu kesenian yang memiliki sejarah dibalik keberadaannya adalah kesenian Gandrung. Tari Gandrung telah dipentaskan sejak ratusan tahun yang lalu.
Tari Gandrung mulanya berasal dari kebudayaan Suku Osing sebagai wujud dari rasa syukur atas hasil panen pertanian.
Dia mengatakan, Kesenian Gandrung merupakan kesenian yang aslinya berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur.
“Muncul atas prakarsa dari bupati pertama Banyuwangi yaitu Mas Alit yang dilantik pada 2 Februari 1774 di Ulu Pangpang,” kata Puji.
Puji menuturkan, hal itu terjadi bersamaan dengan dibabatnya Hutan Tirta Arum untuk membangun ibu kota Balambangan sebagai pengganti dari Pangpang atau Ulu Pangpang.
“Kami sangat mengapresiasi terselenggaranya acara ini berkat dukungan Keluarga Besar Banyuwangi dan juga masyarakat Kelurahan Maluhu. Acara ini selain dapat memberikan ruang kepada kesenian lokal, juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. Dan diharapkan jadi agenda tahunan,” ungkap Puji.
Puji mengungkapkan, Tari Gandrung memiliki makna yang dalam, tidak saja sebagai hiburan masyarakat, tetapi juga sebagai ungkapan rasa syukur serta penyemangat kala itu.
Tarian yang sudah berusia ratusan tahun ini masih terus dipeliharakan dan ditarikan oleh para seniman di Banyuwangi tempat asalnya.
“Pada Festival kali ini akan ditampilkan berbagai jenis Tari Gandrung. Dengan harapan menjadi bahan pengetahuan bagi masyarakat, terutama yang belum familiar dengan kesenian Gandrung ini,” jelasnya.
Puji berharap, bagi warga Banyuwangi yang tinggal di Kukar, melalui festival ini bisa menjadi pengobat rasa rindu pada kampung halamannya.
“Semoga ke depan toleransi dan kerukunan masyarakat di Kukar akan semakin kokoh dan harmonis. Mari bersama membangun Kukar dan menjaga pelestarian seni budaya sebagai asset bangsa yang tak ternilai harganya” pungkasnya. (ADV/DISDIKBUDKUKAR)




