KAREBAKALTIM.com – PT Bontang Migas dan Energi (BME) memiliki direksi baru. Setelah ditunjukkan Erwin oleh panitia seleksi, berdasarkan proses tahapan yang ada. Mantan ketua KPU Bontang itu pun memiliki tugas yang berat.
Pasalnya PT BME memiliki hutang di Pertamina terkait dengan pembayaran gas. Nominalnya pun besar yakni Rp 10 miliar. Anggota Komisi II DPRD Bakhtiar Wakkang pun berujar bahwasanya hutang ini menjadi sebuah tantangan untuk pimpinan BUMD tersebut.
“Ini tantangan bagi direktur baru. Saya rasa wali kota memiliki pertimbangan matang ketika melakukan tes wawancara,” ujarnya.
BW pu memprediksi pada tahapan tersebut ada komitmen yang disampaikan dirut terpilih untuk menyelesaikan masalah ini. Sebab saat wawancara tahap kedua permasalahan yang ada di PT BME disampaikan kepada peserta seleksi.
Sebelumnya Pertamina memberikan harga gas 5 dollar per mmbtu. Namun ada kenaikan menjadi 5,95 dollar per mmbtu. Kurun 2019 hingga 2022 dan ini ditagihkan di 2023. Jika dijumlahkan maka nominalnya yakni Rp 10 miliar.
Angka ini tidak ditanggung oleh PT BME. Tetapi dibagi dengan skema 40 persen PT BBRI, 40 persen PT BBG, dan 20 persen PT BME. “Apalagi muncul pernyataan kalau dua tahu tidak selesai siap dievaluasi. Itu perlu diapresiasi,” sebutnya.
Ke depan, DPRD akan mengingatkan apa yang sudah pernah direktur terpilih janjikan. Karena ini menyangkut aspek integritas. Dewan pun siap memberi kesempatan kepada dirut terpilih untuk bekerja.
“Kami support dengan memberikan semangat untuk menyelesaikan itu. Kalau bisa dua tahun hutang itu beres. Bagaimana pun caranya,” pungkasnya.
Penulis : Aji




