25.2 C
Bontang
Rabu, Oktober 9, 2024
spot_img

Ambo dan Riska Si Buaya Muara Berukuran Jumbo Asal Guntung

KAREBAKALTIM.com – Sore menjelang Maghrib, langit senja Kota Bontang nampak bersinar cerah. Padahal, beberapa waktu lalu tempat indah yang dikenal orang dengan sebutan Kota Taman ini seperti sedang bersedih, hujan mengguyur, banjir melanda.

Hari itu, seperti biasanya deadline masih memburu. Sementara hari semakin gelap tubuh pun sudah merasa lelah. Teringat sebuah postingan viral di Instagram yang menunjukkan kedekatan manusia dengan seekor predator buas.

Tanpa fikir panjang, ku arahkan motor matic milik ku ke Guntung, Bontang Utara. Tujuannya ingin bertemu Ambo. Ini kali pertama saya ke sana. Saya pun mencari-cari tempat tinggal Ambo.

Menyeberangi jembatan yang terbuat dari ulin, hingga akhirnya bertemu warga yang menunjukkan rumah yang ingin saya datangi.

Dari kejauhan, mata ini tertuju pada bangunan yang didasari kayu. Nampak 5 orang sedang berbincang. Terlihat dari gerakan tubuh dan sesekali mereka tertawa.

Langkah kaki saya beradu cepat ingin segera menghampiri Ambo. Sembari melirik area sekitar, terdapat sungai atau muara yang panjang tembus menuju laut.

Semakin dekat, semakin ada sesuatu yang mencoba mengalihkan perhatian. Bau amoniak rupanya. Pesing seakan menusuk hidung, masuk melalui celah-celah masker. Wajar saja sebab kampung tempat tinggal Ambo berada di kawasan pabrik pupuk terbesar se-Asia Tenggara.

Hai, sore sapaku. Ku perkenalkan diriku pada mereka. Dari situlah saya tahu 3 dari 5 orang tadi merupakan pengunjung dari Bali, bahkan di antara mereka ada dari Perancis. Tujuannya sama, bertemu Ambo dan juga berharap dapat menjumpai buaya Riska. Sedang 2 orang lainnya adalah pria yang sedari tadi saya cari, beserta anaknya.

Ambo, pria asal Bontang, Kalimantan Timur itu sangat akrab dengan seekor buaya muara yang diberi nama Putri Riska. Kisah pertemanan, bak ayah dan anak antara manusia dan buaya ini selalu menarik untuk diulas.

Ambo mengisahkan awal mula pertemuan mereka, sekira 15 tahun lalu ketika dirinya bersama 2 rekan lainnya berada di muara tak jauh dari area pabrik pupuk dengan corong-corong asap tinggi ke langit.

Tiba-tiba muncul seokar reptil berukuran sekira satu meter berusia 9 tahun mendekati perahunya. Tentunya dengan rasa takut, ia berusaha menghindari satwa liar ini.

Namun, Riska sapaan buaya itu terus menerus mengikuti pergerakan kapal ketingting Ambo. Selang beberapa hari, Riska terus mendatangi Ambo. Seolah memberi sinyal, ingin berteman.

Hingga akhirnya pria berusia 52 tahun itu memberanikan diri. Berenang di Muara. Tak lama, Riska muncul mendekatinya. Was-was, ia menyuruh Riska mundur. Hewan yang habitatnya memang di muara ini pun menurut. Ia mundur. Dari situlah Ambo dan Riska akrab.

“Kadang dia mencium lutut saya ketika berenang” ucapnya sambil tersenyum sembari memandangi muara yang terletak persis depan rumahnya.

Dengan raut wajah sendu Ambo mengatakan sering rindu dengan Riska. Ketika Riska terlalu kenyang, Riska pun lama lagi baru muncul. Terkadang seminggu, 2 minggu. Kerinduan itu membuat Ambo kadang memimpikan Riska, lantas pergi mencarinya.

Selama 15 tahun lebih merawat Riska. Meski hidup bebas, Riska tak pernah menyakiti manusia. Terlebih warga Guntung memang sudah tak asing lagi dengan buaya. Karena sebagian besar masyarakat di sana merupakan nelayan. Mereka sudah terbiasa bertemu predator ini, bukan hanya Riska tapi juga buaya lainnya.

Kini Riska berusia 24 tahun, panjang 4 meter lebih. Memiliki 2 anak. Diberi nama Rara (Sulung) serta Ristana (Bungsu). Mereka kadang beriringan menghampiri Ambo. Namun anaknya sedikit agresif. Ketika hendak diberi makan kedua anaknya memberontak, Riska pun menyuruh anaknya pergi dengan terus mendorongnya menggunakan moncongnya.

Terkadang juga Ambo tidak menyadari kedatangan hewan yang bisa hidup di darat dan di air ini. Sebab Riska kadang muncul pagi, siang bahkan larut malam saat sedang lapar. Riska pun menyibakkan ekornya ke perahu ataupun air, seolah memberi tahu kedatangannya.

Ambo juga menceritakan, ia sekeluarga pernah meninggalkan Riska selama 2 tahun. Guna mencari rezeki di Samarinda. Selama itupun Riska selalu bolak balik mencari Ambo. Raut gelisah dari Riska disampaikan warga ke Ambo. Hingga akhirnya mereka memutuskan kembali ke Guntung, Bontang Utara lagi.

Kedekatan dan kebersamaan itulah membuat Ambo mengganggap Riska seperti anak sendiri. Saking sayangnya, kapal miliknya pun diberi nama Riskah. Kendati begitu, ia menegaskan tak memiliki hubungan darah dengan Riska seperti yang terlintas dibenak sebagian orang yang menyebut Riska kembaran anaknya.

“Murni bertemu di sungai. Tidak ada sangkut pautnya dengan keturunan,” tegasnya.

Kini Riska sudah viral, semenjak video-video kebersamaan nya dengan Ambo bermunculan di media sosial.

Tak sedikit orang yang penasaran, bahkan Ambo mengakui sudah banyak yang datang mengunjungi Riska. Baik dari Bontang maupun luar daerah, terjauh dari Jakarta, Bandung, Bali dan lainnya. Mulai dari masyarakat biasa, media, hingga youtuber.

Semenjak itu, pundi-pundi rupiah memasuki kantong Ambo. Mungkin ini bisa disebut sebagai buah kesabaran, ketulusannya merawat Riska tanpa pernah mengeluh. Ia mengaku sudah sering diundang oleh Televisi Nasional. Namun pandemi Covid-19 menjadi alasan tak menghadiri.

Riska juga sudah memiliki Chanel YouTube sendiri, Fitriyani Riska dengan subscriber 448 ribu. Dikelolah oleh anak kandung Ambo.

Semua tak berjalan mulus, akibat persahabatannya itu. Ambo pernah didatangi oleh dinas terkait sebanyak 5 orang untuk mengevakuasi Riska. Namun warga sekitar, membela, menyebutkan tak pernah disakiti dan diganggu. Bahkan warga mencari-cari ketika Riska tak datang.

Setelah komunikasi panjang, pihak terkait memberinya secarik kertas perjanjian. Saat Riska berulah, maka pertanggungjawaban ada pada diri Ambo.

“Nyawa saya taruhannya, kalau memang dia macam-macam. Saya selalu kasih tahu Riska, tidak boleh menyerang manusia,” tuturnya. (*)



Reporter : Mirah Hayati
Editor : Siti Nurkhasanah

Print Friendly, PDF & Email

Related Articles

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
22,000PelangganBerlangganan