KAREBAKALTIM.com, Bontang – Sejak tahun 2024, presentase rumah di Kota Bontang yang telah memiliki akses sanitasi mencapai 96,26%.
Meski mayoritas masyarakat telah memiliki akses sanitasi, namun dihimpun dari data Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), rumah yang memiliki akses sanitasi yang aman baru sebesar 2,28%.
Menanggapi masalah ini, Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang Heri Keswanto, mengatakan dinas terkait harus segera mengambil langkah terkait masalah ini.
“Pemerintah harus segera ambil kebijakan untuk mengoptimalkan rumah yang belum aman sanitasinya. Sering-seringlah turun ke masyarakat,” kata pria yang akrab disapa Herkes itu, saat dihubungi Jumat 13 Juni 2025.
Diketahui, berdasarkan data RPJMD, masalah akses sanitasi yang belum optimal, terlebih di areal masyarakat pesisir, ialah faktor masyarakat tidak memiliki akses pengolahan limbah.
Selain itu, Instalasi Pengolahan Air Limbah di Kota Bontang yang belum menjangkau seluruh wilayah.
Menurut Herkes, jika kondisi ini terus didiamkan akan berpengaruh dan memperburuk kondisi stunting yang ada di Kota Taman.
“Secara teknis kami tidak paham di lapangan penanganannya seperti apa, tapi melihat data di tahun 2024 sudah lumayan tinggi aksesnya, tinggal pengelolaannya saja,” terang Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). (Adv)
