KAREBAKALTIM.com, Bontang — Wakil Wali Kota Bontang Agus Haris meyakini tidak ada sabotase atau kesengajaan untuk menghalangi kelancaran program makan bergizi gratis atau MBG.
Pernyataan itu Agus Haris sampaikan usai meresmikan dapur MBG di Halal Square, Kelurahan Api-Api, Kecamatan Bontang Utara, Jumat 5 September 2025.
“Kalau untuk sabotase aku pikir nol lah. Aku yakin tidak ada yang ingin mencederai anak-anak kita,” ucap Agus Haris kepada awak media.
Agus Haris mengatakan itu menanggapi kasus pelajar yang keracunan massal di beberapa wilayah setelah mereka mengonsumsi makanan melalui program MBG.
“Perasaanku nggak ada (sabotase). Aku percaya bahwa warga Bontang tidak punya niat seperti itu,” tukasnya.
Pun demikian, Agus Haris tegas mengatakan dapur harus benar-benar diawasi secara ketat. Mulai dari pembelian bahan, proses pembuatan dan khusus distribusi makanan ke para pelajar.
“Nah, itu tingkat kehati-hatian saja. Kalau misalnya ada buah yang busuk, nah itu di luar kendali kita. Itu diserahkan ke penanggung jawab dapur, mereka yang belanja,” tandasnya.
Menyadur berbagai portal berita, rentetan kasus dugaan keracunan MBG, ada 1.300 anak jadi korban sejak mega proyek Presiden Prabowo itu diuji coba.
Kasus pertama ketahuan saat uji coba MBG di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur pada awal Oktober 2024.
Sebanyak tujuh anak SD mengalami mual, sakit perut, dan muntah hingga akhirnya dilarikan ke puskesmas.
Dan, setelah diresmikan pada 6 Januari lalu, insiden dugaan keracunan terjadi secara beruntun alias hanya jeda hari.
Rinciannya di Kabupaten Sukoharjo, Jateng ada 40 kasus; kemudian di Kabupaten Nunukan, Kaltara 30 kasus; Kabupaten Empat Lawang, Sumsel ada 8 kasus; dan Kabupaten Pandeglang, Banten dengan 40 kasus.
Di Waingapu, NTT ada 29 kasus; Kabupaten Batang, Jateng dengan 60 kasus; Kabupaten Cianjur, Jabar 165 kasus, dan Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara ada 13 kasus.
Berikutnya di Kabupaten Karanganyar, Jateng ada 3 kasus; Kota Bandung, Jabar 585 kasus; PALI, Sumsel 173 kasus; dan Kota Bogor 223 kasus.
Secara keseluruhan, terdapat 1.376 siswa mengalami dugaan keracunan. (Adv)




