KAREBAKALTIM.com, Samarinda — Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) mengeluarkan peringatan tegas menyusul maraknya kerusakan jalan akibat lalu lalang kendaraan tambang dan alat berat di jalan umum. Masalah ini mencuat usai Gubernur Kaltim menemukan langsung aktivitas angkutan tambang yang tidak semestinya saat melakukan kunjungan lapangan.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Kaltim, Irhamsyah, menyatakan bahwa fenomena ini menjadi perhatian serius Pemprov karena berpotensi mempercepat kerusakan infrastruktur sekaligus membahayakan keselamatan masyarakat pengguna jalan.
“Pemprov juga menyoroti kerusakan jalan akibat aktivitas kendaraan tambang dan alat berat,” ujar Irhamsyah, Senin (21/07/2025).
Menanggapi kondisi tersebut, Dinas Perhubungan Kaltim telah mengambil langkah strategis dengan mengusulkan pengaktifan kembali jembatan timbang di sejumlah titik yang dinilai rawan. Irhamsyah menjelaskan bahwa surat resmi telah dilayangkan oleh Gubernur kepada Kementerian Perhubungan sejak awal Juli lalu.
“Kita sudah sampaikan ke pusat karena kewenangan pengelolaan jembatan timbang berada pada Kementerian Perhubungan,” jelasnya.
Saat ini, hanya dua jembatan timbang yang masih berfungsi, masing-masing berada di jalur Balikpapan-Samarinda dan Jeroqot. Jumlah tersebut dinilai jauh dari cukup untuk menjangkau intensitas tinggi kendaraan tambang yang melintasi berbagai jalur di wilayah Kaltim.
Irhamsyah mengungkapkan bahwa pihaknya juga telah mengusulkan tambahan titik jembatan timbang di jalur barat, tengah (Kutai Barat), dan utara. Namun, hingga saat ini usulan tersebut belum mendapat respons dari pemerintah pusat.
“Mobilitas kendaraan tambang di jalur-jalur tersebut sangat tinggi. Tanpa pengawasan ketat, dampaknya akan terus merugikan infrastruktur dan masyarakat,” tegasnya.
Pemprov berharap agar pemerintah pusat segera menindaklanjuti permintaan ini demi menjaga kualitas jalan dan keselamatan umum. (Bey)