KAREBAKALTIM.com, Bontang – Legislator Bontang, Rustam, menyebut julukan Bontang sebagai Kota Industri hanya label semata.
“Kota Industri itu hanya tagline kita, yang kaya itu hanya investor, nah sekarang kita mau dibangun Soda Ash, yang dibutuh hanya tenaga kerja kita di sana. Setelahnya apa?” kata Rustam ditemui baru-baru ini.
Rustam khawatir, pasca proyek tersebut rampung, hanya sedikit tenaga kerja Bontang yang akan masuk bekerja di pabrik tersebut.
“Sekarang teknologi sudah canggih, jadi paling beberapa orang saja tenaga manusia yang diambil,” tambahnya.
Mesikupun Bontang, masuk sebagai salah satu kota yang dikenal pusat industri di Provinsi Kalimantan Timur, bersama Balikpapan dan Samarinda.
Namun menurut Ketua Komisi B DPRD Bontang, Rustam, julukan tersebut hanya label yang tidak memberikan dampak signifikan pada daerah.
Ia meminta agar pemerintah tidak muda berpuas diri dengan label tersebut, apalagi sepenuhnya menggantungkan diri pada sektor industri. Dan mulai memikirkan pembangunan infrastruktur untuk sumber daya yang tidak habis, seperti pariwisata dan jasa.
Rustam menyinggung bahwa pada Desember tahun ini, seharusnya Bontang berada dalam kondisi ‘Pasca Bangkrut’. Namun Badan LNG kembali memperpanjang kontrak, karena ditemukan sumur baru sebagai bahan utama pengolahannya.
“Jadi Bontang masih bisa bertahan 25 tahun, tapi pasca 25 tahun ke depan kita mau berbuat apa?” cecarnya.
Menurutnya, Kota Bontang sangat kaya dengan potensi pariwisata, dan potensi tersebut dapat berkembang pesat jika didukung oleh infrastrukur yang sesuai dan tertakar.
Ia mencontohkan Negara Singapura yang bisa mandiri secara ekonomi, dan terbilang sebagai negara maju.
“Padahal dulu datarannya itu tanahnya di ambil dari Palu, Kalimantan, terus ditimbun kemudian dibangun objek yang disenangi wisatawan, saya makan nasi goreng Rp700 padahal biasa saja,” kata dia.
Dibanding Bontang, yang memiliki sejak awal memiliki potensi wisata maritim dan kuliner, sangat patut untuk beralih menjadi kota Pariwisata ketimbang industri. (Adv)




