KUTAI KARTANEGARA, KAREBAKALTIM.COM – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Disdikbud Kukar) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Administrasi Pengelola Perpustakaan dan Petugas Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) tingkat sekolah dasar di Hotel Grand Fatma Tenggarong, (26/10/2023).
Kegiatan yang berlangsung selama 4 hari dari tanggal 23-26 Oktober 2023 itu mengundang perwakilan dari Staff Kerja Sekolah Dasar (SD) dengan total peserta 72 orang. Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan yang juga Sub Koordinator Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Sekolah Dasar Disdikbud Kukar, Bahruddin, mengatakan, kegiatan tersebut di gelar guna menunjang pengetahuan dari para guru untuk kesiapan administrasi yang di berlakukan saat ini.
Narasumber yang dihadirkan berasal dari Balai Guru Penggerak (BGP) Kalimantan Timur, Wiwik Setiawati; dari SMP Fastabiqul Khairat, Rachmawati; dan TP UKS/M Kota Samarinda, Endang Sri Rumiati.
Menurut Bahruddin, perpustakaan dan UKS adalah dua elemen penting yang wajib ada. Bukan hanya karena regulasinya, tapi lebih kepada urgensi dan manfaatnya bagi setiap satuan pendidikan apapun jenjangnya.
Perpustakaan sekolah bisa menyelamatkan anak didik dari keterpurukan kemampuan berliterasi, asalkan dikelola secara kreatif dan inovatif oleh guru. Perpustakaan bukan sekadar sarana untuk mengantarkan anak didik agar mampu membaca dengan lancar, melainkan juga untuk meningkatkan literasi. Artinya, diperlukan komitmen dari guru untuk menghadirkan perpustakaan sebagai rumah bagi anak didik dalam berliterasi.
Sementara, UKS bertujuan meningkatkan kesehatan, mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik yang tercermin dalam kehidupan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) dan lingkungan sekolah yang sehat. Sehingga memungkinkan peserta didik mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Sementara itu, Kepala Bidang GTK Disdikbud Kukar, Joko Sampurno, berpesan kepada seluruh peserta agar bisa mengikuti bimtek tersebut dengan baik. Sebab, banyak ilmu terkait dengan pengelolaan perpustakaan dan UKS bisa didapat dalam kegiatan tersebut.
“Contohnya dengan perkembangan teknologi informasi, perpustakaan tidak lagi selalu dalam bentuk buku fisik, tapi sudah mengarah ke digitalisasi yang tentu saja memudahkan, namun perlu pengetahuan lebih untuk menjalankannya,” terang Joko.
Demikian juga dalam pelaksanaan UKS, perlu pemahaman dasar tentang pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi dimana peserta dibagi menjadi dua kelompok untuk menerima materi secara bergantian, yakni kelompok perpustakaan dan kelompok UKS. (ADV/DISDIKBUDKUKAR)