KAREBAKALTIM.com – Sebagai kota industri, Bontang masih terjerat dengan masalah tingginya angka pengangguran. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Bontang mencapai 7,74 persen pada 2023, setara dengan 7.348 jiwa.
Angka ini menempatkan Bontang sebagai kota dengan pengangguran tertinggi di provinsi Kalimantan Timur dan memicu keprihatinan di kalangan legislatif. Muhammad Sahib, anggota DPRD Kota Bontang dari Partai NasDem, menyebutkan bahwa Bontang seharusnya mampu menyerap tenaga kerja secara signifikan mengingat posisinya sebagai kota industri besar.
“Kita harus malu. Bontang dikenal sebagai kota industri, tetapi justru angka pengangguran sangat tinggi. Masalah ini harus kita pecahkan bersama,” ungkap Sahib saat ditemui usai kunjungan kerja di DPRD Kutim, Rabu (30/10/2024).
Sahib menggarisbawahi bahwa tingginya angka pengangguran ini menunjukkan kurangnya akses terhadap lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Terutama di Bontang Selatan.
Menurutnya, Pemkot Bontang perlu mendorong investasi dengan memudahkan proses perizinan agar semakin banyak investor tertarik membuka usaha di kota ini. “Kemudahan bagi investor akan menciptakan lapangan kerja baru dan menyerap pengangguran lokal,” tegasnya.
Lebih lanjut, Sahib menyoroti pentingnya pelatihan kerja yang relevan dengan kebutuhan industri di Bontang. Ia menyarankan agar pemerintah menciptakan program pelatihan yang sesuai dengan sektor industri lokal, sehingga pencari kerja di Bontang memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Tak hanya itu, ia mendesak perusahaan-perusahaan di Bontang untuk turut berperan aktif dalam penyerapan tenaga kerja lokal. Menurutnya, perusahaan harus berkomitmen untuk mendukung program pemberdayaan dan pelatihan yang bisa meningkatkan keterampilan masyarakat lokal.
“Perusahaan di sini sudah sepatutnya memikirkan kesejahteraan warga lokal. Program pemberdayaan atau peluang karier yang lebih besar untuk masyarakat Bontang sangat penting,” ujarnya.
Wakil rakyat dari dapil Bontang Selatan ini juga mengusulkan kerja sama antara Pemkot Bontang dengan perusahaan-perusahaan besar untuk mengembangkan program magang yang memungkinkan pencari kerja mendapatkan pengalaman langsung sesuai kebutuhan industri.
Sahib berharap Pemkot Bontang dapat mengambil langkah konkret dalam menekan angka pengangguran, termasuk melalui kebijakan yang mendukung peningkatan investasi dan kolaborasi yang kuat dengan sektor industri. Menurutnya, jika angka pengangguran ini terus dibiarkan, dampaknya akan meluas pada masalah sosial di Bontang.
“Pemerintah harus serius dalam mencari solusi, baik melalui dukungan kebijakan investasi, peningkatan keterampilan tenaga kerja, hingga kerja sama yang baik dengan perusahaan. Ini adalah tugas kita semua,” tegas Sahib.
Harapannya, Kota Bontang dapat mengatasi tingkat pengangguran tinggi dan berkembang menjadi kota yang lebih sejahtera. “Dengan potensi besar dari industri-industri besar yang ada, Bontang harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Semoga ke depan Bontang bisa menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan tidak lagi dikenal sebagai kota dengan pengangguran tertinggi di Kalimantan Timur,” pungkasnya.
Penulis : Aji